Surabaya, 17 Mei 2025 — Duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan Kota Surabaya setelah seorang siswa SMP Katolik Angelus Custos, Steven Sukha Hariadi (15), meninggal dunia akibat tersengat listrik di lingkungan sekolah pada Jumat, 28 Maret 2025.
Insiden tragis itu terjadi di area rooftop lantai empat SMA Katolik Frateran Surabaya, yang merupakan kompleks sekolah satu yayasan dengan SMP tempat Steven menempuh pendidikan. Peristiwa nahas tersebut berlangsung saat Steven dan keempat temannya tengah melakukan latihan Ujian Praktik (Uprak) mata pelajaran PJOK.
Kronologi Kejadian
Menurut penjelasan yang diberikan pihak sekolah dan dikonfirmasi melalui rekaman kamera pengawas (CCTV), Steven terlihat menaiki pagar pembatas di rooftop dan berusaha melompat. Diduga, tubuhnya mengenai kabel listrik yang terkelupas dan menyebabkan aliran listrik menyengat tubuhnya.
“Awalnya teman-temannya mengira Steven hanya bercanda karena dia berteriak, tetapi ternyata dia langsung jatuh dan tak sadarkan diri,” ujar Juliana Christy, Wakil Kepala Sekolah SMAK Frateran, seperti dikutip dari JawaPos.com (29/3/2025).
Setelah menyadari bahwa Steven tidak sadarkan diri, teman-temannya segera melapor kepada staf sekolah. Pihak sekolah lantas membawa Steven menggunakan kendaraan sekolah ke Rumah Sakit Adi Husada Undaan, namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan.
Latihan Tanpa Izin Resmi
Menurut pengakuan orang tua korban, Tanu Hariadi, anaknya datang ke sekolah pada hari libur nasional (Hari Raya Nyepi) untuk melakukan latihan bersama teman-temannya. Mereka berlatih tanpa pengawasan guru karena hari itu bukan hari kegiatan belajar-mengajar resmi.
“Anak saya pulang tidak pernah lagi. Kami tahu setelah dihubungi pihak sekolah kalau dia dilarikan ke rumah sakit,” tutur Tanu kepada Kumparan News (30/3/2025). Ia menambahkan bahwa pihak keluarga sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Surabaya.
Respons Sekolah dan Pemerintah Kota
Tjandra Sridjaja, Ketua Dewan Pembina Ikatan Alumni Frateran, menyatakan bahwa latihan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah dan berlangsung di luar jam kegiatan resmi. Ia menyebut pihak sekolah telah membuka akses rekaman CCTV kepada keluarga korban dan aparat hukum sebagai bentuk transparansi.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, turut menyoroti kasus ini. Ia menegaskan bahwa pihak sekolah harus bertanggung jawab atas keamanan fasilitasnya, termasuk saat tidak ada kegiatan belajar-mengajar.
“Kita akan evaluasi sistem pengawasan sekolah. Tidak boleh ada lagi kasus serupa yang merenggut nyawa siswa,” ujar Eri, dikutip dari JawaPos.com (1/4/2025).
Penanganan Kasus dan Tuntutan Keadilan
Kasus ini kini dalam penanganan pihak kepolisian. Tim Inafis Polrestabes Surabaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk guru dan staf sekolah.
Pihak keluarga korban mendesak adanya keadilan dan transparansi penuh atas penyebab meninggalnya Steven. Hingga kini, proses hukum masih berjalan untuk mengungkap unsur kelalaian dalam kejadian tersebut.